BUKU ILMIAH
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah : Karya
Tulis Ilmiah
Dosen Pengampu : M.
Rikza Chamami, M.SI
Disusun Oleh :
Felga Taufiq Noor
(123311016)
Hasiv Sanada
(123311017)
Nurul Elmi Auliawati
(123311044)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
I.
PENDAHULUAN
Buku ilmiah adalah karya
tulis berupa kumpulan kertas yang berisi informasi, bahan pelajaran, atau
pengetahuan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah penelitian dan
pengembangan yang memberikan pemahaman dan informasi tentang gejala-gejala alam
dan sosial. Penulisan buku ilmiah ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Tentu dalam menyusun buku tadi si penulis harus melalui
proses yang panjang dan tidak asal asalan dalam menyusun buku ilmiah, agar
nantinya dapat menghasilkan suatu karya yang dapat bermanfaat bagi orang
banyak. Buku ilmiah ini dapat terwujud dengan proses dan melalui penelitian secara
historis maupun empiris yang dapat di buktikan kesahihannya.
Biku ilmiah disusun berdasarkan pengalaman dan pengambilan
data dari lapangan secara langsung. Jadi buku ilmiah dapat mengambarkan keadaan
yang sesuai dengan lapangan, atau yang terjadi di masyarakat.
Kami akan mencoba memaparkan tentang buku ilmiah yang kita
sudah tidak asing dengan buku ilmiah itu tadi.
II.
RUMUSAN MASALAH
1.Apakah pengertian buku ilmiah?
2. Apakah tujuan penulisan buku ilmiyah?
3. Apakah ruang lingkup buku ilmiah?
4. Apa saja langkah-langkah penyusunan buku ilmiah?
5. Contoh-contoh buku ilmiah?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Buku Ilmiah
Kata “buku” dalam bahasa Indonesia memiliki persamaan dalam
berbagai bahasa. Dalam bahasa Yunani disebut “biblos”, dalam bahasa Inggris
disebut “book”, dan dalam bahasa Belanda disebut “boek”, dan dalam bahasa
Jerman adalah “das Buch”. Semua kata dasarnya diawali dengan huruf “b” sehingga
besar kemungkinan semuanya berasal dari akar kata yang sama, yaitu dari bahasa
Yunani. Kalau dilihat dalam kamus masing-masing bahasa yang menggunakannya,
kata itu pada hakikatnya memiliki makna yang sama dan dipergunakan untuk benda
yang sama,yaitu kumpulan kertas yang dijilid.
Ensiklopedia Indonesia (1980: 538) menjelaskan, “Dalam arti
luas buku mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukis atas
segala macam lembaran papirus, lontar, perkamen dan kertas dengan segala
bentuknya : berupa gulungan, dilubangi dan diikat atau dijilid muka dan
belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu”. Penjelasan buku yang demikian
bermakna sangat luas. Buku tidak hanya merupakan kumpulan kertas, tetapi juga
bisa lembaran papirus, lontar dan perkamen serta tidak hanya dalam bentuk yang
terjilid, tetapi juga dapat berwujud gulungan.
Andriese, dkk. (1993: 16-17) menjelaskan buku dengan lebih
sederhana dengan mengatakan “...informasi tercetak diatas kertas yang dijilid
menjadi satu kesatuan”. Dengan pengertian yang demikian, buku memiliki empat
sifat pokok, yaitu (1) berisi informasi, (2) informasi itu ditampilkan dalam
wujud cetakan, (3) media yang dipergunakan adalah kertas, dan (4)
lembaran-lembaran kertas itu dijilid dalam bentuk satu kesatuan. UNESCO (1964)
sebagaiman dikutip oleh Andriese dkk. Mendefinisikan buku sebagai “...publikasi
cetak, bukan berkala, yang sedikitnya sebanyak 49 halaman.” Definisi ini
memberikan penekanan buku sebagai suatu hasil terbitan yang bukan berkala,
seperti majalah dengan jumlah halaman paling sedikit 49. Tidak begitu jelas
pembatasan jumlah halaman ini, karena dengan pembatasan demikian, buku untuk
persekolahan ( taman kanak-kanak dan kelompok bermain ) yang umumnya kurang
dari 49 halaman dan tidak terbit secara berskala, tidak dapat disebut buku.
Walaupun rumusan definisi buku berbeda-beda, tetapi terdapat
hal-hal yang sama, seperti mengandung informasi, tercetak, dijilid dan
diterbitkan. Mengacu pada ciri-ciri yang sama itu, dalam uraian berikut ini
yang dimaksud dengan buku adalah kumpulan kertas berisi informasi, tercetak,
disusun secara sistematis, dijilid serta bagian luarnya diberi pelindung
terbuat dari kertas tebal, karton atau bahan lain. Sedangkan ilmiah berarti
keilmuan, ilmu pengetahuan (sains). Dari uraian tersebut maka dapat
didefinisikan bahwa buku ilmiah adalah karya tulis berupa kumpulan kertas yang
berisi informasi, bahan pelajaran, atau pengetahuan hasil penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah penelitian dan pengembangan yang memberikan pemahaman
dan informasi tentang gejala-gejala alam dan sosial. Penulisan buku ilmiah ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Buku tersebut dapat
berupa buku pelajaran, buku pedoman, modul, diktat dan karya terjemahan.1
B.
Tujuan Buku Ilmiah
Tujuan Penulisan Buku Ilmiah yaitu terdapat dua:
a.
Tujuan umum
Menambah
wawasan kita semua sebagai Mahasiswa fakultas Tarbiyah, yang nantinya didesain
sebagai calon pendidik.
b.
Tujuan khusus
Secara
khusus tujuan khusus teknik bukuilmiyah adalah :
a.
Agar para mahasiswa dapat memahami pengertian buku
ilmiyah dan mampu menyusunnya dan mampu mengetahui teknik penulisan ilmiyah
yang telah di tetapkan.
b.
Agar para mahasiswa mengetahui langkah–langkah yang
harus di lakukan dalam pembuatan buku ilmiyah.
c.
Agar para mahasiswa mengetahui lebih jauh contoh–contoh
buku ilmiyah yang lain, selain buku pelajaran atau buku pegangan.2
Manfaat buku Ilmiah:
1.
Melatih untuk mengembangkan ketrampilan membaca yang
efektif.
2.
Melatih untuk mengganbungkan hasil bacaan dari berbagai
sumber.
3.
Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.
4.
Meningkatkan pengorganisasian fakta atau data secara
jelas dan sistematis.
5.
Memperoleh kepuasan intelektual.
6.
Memperluascakrawalailmupengetahuan.
Buku Ilmiah adalah suatuproduk dari kegiatan
ilmiah.Memberikan produk Ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang
dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah. Dalam pembuatan
buku ilmiah harus sesuai kaidah-kaidah yang sesuai dengan aturan dalam penulis
buku ilmiah.3
Bagi penulis yang profesional keuntungan yang paling besar
dan berharga dari semua karyanya adalah jika Ia menemukan kebenaran ilmiah
kemudian dibekukan dalam sebuah buku ilmiah, yang bertujuan untuk4:
a.
Pengakuan scientific
objektive untuk memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan dengan menerapkan teori-teori baru yang shahih serta terandalkan.
b.
Pengakuan practicial objektive guna membantu pemecahan
problema praktisi yang mendesak.
C.
Ruang Lingkup Buku Ilmiah
Ruang lingkup merupakan cakupan yang meliputi isi atau
hal-hal yang terdapat dalam buku ilmiah yang digunakan untuk menyusun buku
ilmiah. Berikut ini uraian mengenai ruang lingkup buku ilmiah :
1.
Menggunakan rumus 2W+1H+2W (What, Why, How, When dan Where).
·
What
Pertanyaan itu diarahkan juga terhadap tema yang akan
diuraikannya. Penulis harus memecah topik itu kedalam berbagai sub topik,
kemudian dibahas berdasarkan tema. Disinilah penulis mulai merangkai huruf
menjadi kata, kata menjadi kalimat,dan kalimat menjadi paragraf. Dari
keseluruhan paragraf lahirlah sebuah sub bab, kemudian menjadi bab dalam buku.
·
Why
Pertanyaan ini berkenaan dengan alasan, latar belakang dan
pemikiran seorang penulis. Mengapa suatu topik, judul dan tema itu ditulis?
sebuah tulisan tidak lahir begitu saja, biasannya selalu ada keterkaitan atau
ketertarikan seorang penulis tentang sesuatu yang selama ini dihadapinya.
Sesuatu itu ditulis, mungkin saja akan bermanfaat bila ditulis kedalam bentuk
buku atau tulisan yang dianggap bermanfaat bagi masyarakat dan dunia akademis.
Berbagai alasan dapat dikemukakan penulis untuk membuktikan bahwa masalah
tersebut ditulis karena sangat problematis secara akademis.
·
How
Pertanyaan ini selalu berkaitan dengan sifat, model, dan
metode penulisan. Buku yang ditulis bisa berbeda tujuan, sifat dan modelnya,
perbedaan itu akan berpengaruh terhadap model dan metode penulisan. Penulisan
buku ilmiah tidak bisa bebas seperti menulis buku fiksi atau buku non ilmiah.
Untuk menghasilkan buku tidak cukup dengan rumus 2W+1H yang sangat berkaitan dengan penulisan
buku, tapi perlu ditambah lagi dengan 2W untuk meningkatkan frekuensi
penulisannya.
·
When
Pertanyaan ini berhubungan dengan waktu. Pertanyaan ini juga
mesti diartikan sebagai momentum bagi seorang penulis. Kehilangan momentum sama
dengan kehilangan saat-saat yang sangat menentukan bagi seorang penulis.
Menulis sesuatu yang tidak tepat momentumnya akan kehilangan daya tarik
tulisannya. Momentum dapat berkaitan dengan peristiwa, data, fakta dan gairah
pembaca.
·
Where
Pertanyaan ini tidak terlalu penting bagi seorang penulis,
karena tidak menentukan isi tulisan. Namun pertanyaan ini boleh juga sangat
penting jika seseorang ingin dianggap sebagai penulis produktif. Seorang
penulis produktif tidak mengenal lingkungan tempat untuk menulis, dimana saja
akan tetap dan terus menulis. Kalau tidak menulis ia akan membaca untuk
dituliskannya dimana ada kesempatan bisa menulis.
2.
Gagasan secara tematis, adalah menyangkut isi atau
materi kajian /bahasan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil penelusuran ,
analisis, teori dan pendapat para ahli,
3.
Tata Bahasa , yang akan mendukung lebih indahnya buku
ilmiah itu untuk dinikmati oleh pembaca, agar mudah dipahami.
4.
Rangkaian huruf, suku kata, kata, frasa, dan klausa
5.
Struktur kalimat dari sebuah kata yang mengandung frasa
dan klausa tersebut membentuk suatu kalimat.
6.
Pengembangan paragraph,paragraph selalu di sepadan kan
dengan kata alinea.ini di artikan sebagai “seperangkat kalimat tersusun logis dan sistematis yang merupakan satu kesatuan.5
D.
Langkah Penulisan Buku Ilmiah.
Dalam menyusun buku ilmiah penulis harus melewati bererapa
langkah, diatara langkah-langkah itu adalah:
1.
Menyiapkan tema.
Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis
melalui karangannya. Tema yang baik apabila diuraikan secara runtut berdasarkan
pola-pola yang deskriptif, narative, ekposisife, argumentatife dan persuasife.
Sedangkan tema yang kurang baik adalah tema yang menggunakan pemikiran yang
kabur dan meloncat-loncat, tidak jelas arahnya sehingga menyulitkan pembaca.6
2.
Menentukan topik
Langkah yang selanjutnya adalah menentukan topik yang dimana
topik merupakan pokok pembahasan yang dapat diartikan sebagai pembidangan suatu
kajian. Penulisan topik harus:menarik bagi si pembaca maupun penulis itu
sendiri,dan secara substansional harus dikuasai penulis.7
3.
Merumuskan judul.
Judul merupakan perakat antara topic dan tema yang akan
ditulis. Judul dalam sebuah tulisan merupakan daya tarik yang dapat memikat
pembaca, oleh karena itu judul
harus ditulis dengan menarik, padat, tidak multi tafsir dan mesti mewakili
topic dan tema suatu tilisan. Perumusan judul dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu: pertama, secara teoritis sebelum membuat judul, penulis harus merumuskan
masalah lebih dahulu dengan mendidentifikasi permasalahan yang akan ditulis
sesuai dengan topic dan tema tulisan. Kedua, membuat judul lebih dahulu sesuai
dengan topic penulisan kemudian menguraikan kedalam tema tulisan.8
Sampai sekarang banyak yang belum bisa membedakan antara
judul dan topik, mereka menggangap judul itu sama dengan topik. Angapan itu
salah karena judul sangat berbeda dengan topik. Judul adalah kepala, sedangkan
topic adalah pokok-pokok. Permasalahan yang akan dijadikan obyek dalam
penelitian sebagai bahan utama penulisan, jadi topik bisa diangkat menjadi
judul, tetapi sebaliknya judul bukan merupakan suatu bahasan.
4.
Menyiapkan Ragangan
Setelah ragangan itu dirumuskan dalam temam topic dan judul
tulisan, langkah berikutnya gagasan itu harus dirumuskan kembali dalam bentuk
ragangan atau out-line.
Ragangan adalah rencana teratur dalam pembagian dan penyusunan gagasan. Dengan
fungsi utamanya adalah untuk menentukan diantara gagasan yang ada. Ragangan
disebut juga kerangka karangan yang berarti rencana suatu rencana kerja, yang membuat garis-garis besar dari
suatu karangan yang akan digarap.9
5.
Menyiapkan Sumber Penulisan
Bila seorang penulis telah menemukan gagasan, kemudian
merumuskanya dalam bentuk tema, topic, dan judul serta ragangan, maka langkah
berikutnya untuk menulis buku ilmiah adalah menyiapkan sumber penulisan. Sumber
itu dapat dikumpulkan melalui sejumlah bahan pustaka/referensi/rujukanuntuk
menghimpun informasi, data fakta pendukung.10
6.
Mulai Menulis
Setelah
semua langkah selesai barulah mulai menuliskan apa yang telah Ia dapat kan
melalui berbagai media baik itu kepustakan atau dia dapatkan langsung dari
lapangan,sehingga karyanya dapat segera di baca oleh banyak orang dan
menimbulkan reaksi positif dari semua orang.
Tapi perlu diingat karya yang dihasilkan harus bersifat
ilmiah dan belum pernah dipublikasikan pada media yang pernah membahas masalah
yang sama persis.11
E.
Contoh-Contoh Buku Ilmiah
1.
Buku pelajaran
Pengertian
buku teks telah dikemukakan oleh banyak ahli. Tarigan (1993: 11-13)
menyimpulkan:
a.
Jenjang Buku teks itu selalu merupakan buku pelajaran
yang ditunjukan bagi siswa pada g pendidikan tertentu.
b.
Buku teks itu selalu berkaitan dengan bidang studi
tertentu.
c.
Buku teks itu selalu menampilkan buku yang standard
d.
Buku teks itu biasanya disusun dan ditulis oleh para
pakar
e.
Buku teks itu ditulis untuk tujuan pembelajaran
tertentu
f.
Buku teks biasanya juga dilengkapi dengan sarana
pembelajaran
g.
Buku teks selalu ditulis untuk menunjang sesuatu progam
pembelajaran.
Menurut Kamarudin (1999:1). Bahan ajar bukan sekadar alat
bagi guru untuk mengajarkan siswa. Namun, yang lebih penting ialah buku sebagai
sumber yang digunakan siswa agar ia belajar. Bahan ajar umumnya dikemas dalam
buku pelajaran atau buku teks. Buku teks hendaknya terpaut kurikulum yang
dioprasikan pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Buku teks yang
digunakan seyogianya mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2.
Modul
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat
dipelajari secara mandiri karena didalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk
belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa
kehadiran pengajarsecara langsung. Bahasa, pola dan kelengkapan sifat lainnya
yang terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah merupakan “bahasa
pengajar” atau bahasa guru yang sedang melakukan pengajaran pada
murid-muridnya. Maka dari itulah media ini sering disebut bahan intruksional
mandiri. Pengajar tidak secara langsung member pelajaran atau mengajarkan
sesuatu kepada para murid-muridnya dengan tatap muka, tetapi cukup dengan
modul-modul ini.
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi
materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara
sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan
tingkat kompleksitasnya. Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila
terdapat karakteristik sebagai berikut:
A. Self
Instructional;
yaitu
melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri
sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self
instructional, maka dalam modul harus;
a) berisi
tujuan yang dirumuskan dengan jelas.
b) berisi
materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik sehingga
memudahkan belajar secara tuntas.
c) menyediakan
contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pema- paran materi pembelajaran.
d) menampilkan
soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memung- kinkan pengguna memberikan
respon dan mengukur tingkat penguasaannya
e) kontekstual
yaitu materi- materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas
dan lingkungan penggunanya.
f) menggunakan
bahasa yang sederhana dan komunikatif.
g) terdapat
rangkuman materi pembelajaran
h) terdapat
instrument penilaian/assessment, yang memungkinkan penggunaan diklat melakukan
‘self assessment.
i)
terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya
mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi.
j)
terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga
penggunanya mengetahui tingkat penguasaan materi;
k) tersedia
informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran
dimaksud.
B. Self
Contained
yaitu
seluruh materi pembelajaran dari
satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu
modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan
pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas
ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan
materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan
memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.
C. Stand
Alone (berdiri sendiri);
yaitu
modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan
modul, pebelajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk
mempe- lajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih
menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka
media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.
D. Adaptive;
modul
hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan
teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan
percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia
hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi
pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.
E.
User Friendly;
modul
hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi
yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk
kemudahan, pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.
Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah
yang umum digunakan merupakan
salah satu bentuk user friendly.
3.
Diktat
Ciri-ciri Buku Diktat :
1.
Diktat umumnya di susun oleh guru untuk mengajar
keperluan sendiri.
2.
Diperbanyak dan diedarkan secara terbatas.
3.
Cakupan isi diktat menyelirihakan tetapi singkat.
4.
Cakupan banyak Diktat setelah di sempurnakan akhirnyan
menjadi buku pelajaran. Sehingga serinng di katakan diktat adalah calon buku
pelajaran.
4.
Terjemah
a.
Menguasai materi yang akan diterjemahkan
b.
Menguasai bahasa asing (bahasa sumber)
c.
Menguasai bahasa Indonesia (atau bahasa penerima)
IV.
KESIMPULAN
Buku ilmiah adalah karya tulis berupa kumpulan kertas yang
berisi informasi, bahan pelajaran, atau pengetahuan hasil penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah penelitian dan pengembangan yang memberikan pemahaman
dan informasi tentang gejala-gejala alam dan sosial. Penulisan buku ilmiah ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Buku tersebut dapat
berupa buku pelajaran, buku pedoman, modul, diktat dan karya terjemahan.
Tujuan penulisan Buku Ilmiah meliputi tujuan umum dan tujuan
khusus, tujuan umum penulisan buku ilmiah adalah Menambah wawasan kita semua sebagai
Mahasiswa fakultas Tarbiyah, yang nantinya didesain sebagai calon pendidik.
Sedangkan tujuan khususnya adalah :
a.
Agar para mahasiswa dapat memahami pengertian buku
ilmiyah dan mampu menyusunnya dan mampu mengetahui teknik penulisan ilmiyah
yang telah di tetapkan.
b.
Agar para mahasiswa mengetahui langkah–langkah yang
harus di lakukan dalam pembuatan buku ilmiyah.
c.
Agar para mahasiswa mengetahui lebih jauh contoh–contoh
buku ilmiyah yang lain, selain buku pelajaran atau buku pegangan.
Dalam penulisan buku ilmiah juga terdapat ruang lingkup yang
merupakan cakupan isi dari buku itu sendiri,yang meliputi: penggunaan rumus 2W+1H+2W (What, Why, How, When dan Where),
gagasan secara tematis, tata bahasa, rangkaian huruf, struktur kalimat, dan
pengembangan paragraf.
Dalam menyusun buku ilmiah penulis harus melewati bererapa
langkah, diatara langkah-langkah itu adalah: menyiapkan tema, menentukan topik,
merumuskan judul, menyiapkan ragangan, menyiapkan sumber penulisan baru
kemudian mulai menulis. Contoh-contoh buku ilmiah yaitu buku pelajaran, Modul,
Diktat dan buku terjemahan.
V.
PENUTUP
Demikian uraian singkat yang dapat kami sampaikan,
mudah-mudahan pembahasan ini dapat memberikan banyak pengetahuan bagi kita
semua dan semoga bermanfaat. Kami pemakalah mengakui bahwa dalam penyusunan
makalah ini banyak kekurangan, kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun
demi kesempurnaan makalah kami yang selanjutnya.
Akhirulkallam
wabillahitaufiq walhidayah
Footnonte:
5 A. Rahmat Rosyadi, menjadi penulis profesional itu mudah,
(bogor: Ghalia Indonesi, 2008) hml
40-50
12 Bisri Mustofadan Tin
Tisnawati, Teknik Menulis Buku
Ilmiah, (Semarang:CV. Ghyas
Putra,2010) hal 109-112.
DAFTAR
PUSTAKA
Sitepu,
B.P, Penulisan Buku Teks
Pelajaran, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya, 2012
Sarwono,
Jonathan, Pintar Menulis
karangan Ilmiah, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010
Dalman, Menulis Karya Ilmiah, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2012
Djuroto,
Totok, supriyadi, bambang, menulis
artikel ilmiah, Bandung:pt remaja rosdakarya, 2009
Rosyadi,
A. Rahmat, Menjadi Penulis
Profesional itu mudah, Bogor: Ghalia Indonesi, 2008
Tanjung,
H, Bahdin nur Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah, jakarta:
kencana, 2005
Mustofa
Bisri, Trisnawati Tin, Teknik
Menulis Buku Ilmiah, Semarang:
CV. Ghyas Putra,2010
BIODATA
PEMAKALAH
Nama
: Felga Taufiq Noor
NIM
: 123311044
Prodi
: Kependidikan Islam
TTL
: Temanggung, 18 Mei 1994
Pendidikan
SD-S1 :
·
MI Yasi Permas Purwodadi
·
MTs N Kudus
·
MAN 1 Semarang
·
IAIN Walisongo Semarang
Alamat
: Nadri, RT. 03 RW. 06, Katekan, Grobogan
CP
: 085741616988
Email
: Felgataufiq_noor@yahoo.co.id
Nama
: Hasiv Sanada
NIM
: 123311019
Prodi
: Kependidikan Islam
TTL
: Kendal, 12 Agustus
Pendidikan
SD-S1:
·
SDN 1 Tambakrejo Kendal
·
MTs Al- Muttaqien Klaten
·
SMA Al- Hidayah Kendal
·
IAIN Walisongo Semarang
Alamat
: Ds. Tambakrejo, RT. 01 RW. 02, Kec. Patebon, Kendal
CP
: 085742950466
Email
: Hasif.Sanada@gmail.com
Nama
: Nurul Elmi Auliawati
NIM
: 123311044
Prodi
: Kependidikan Islam
TTL
: Bojonegoro, 11 Mei 1994
Pendidikan
SD-S1 :
·
SDN Napis II Bojonegoro
·
MTs N 1 Bojonegoro
·
MAN 1 Model Bojonegoro
·
IAIN Walisongo Semarang
Alamat
: Ds. Napis, RT. 09 RW. 01, Tambakrejo, Bojonegoro
CP
: 08563137381
Email
: Nurulelmi_aw@yahoo.co.id
0 comments:
Post a Comment