KOMPONEN PENGORGANISASIAN DAN PELAKSANAAN KURIKULUM
MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah: Manajemen
kurikulum PAI menengah MA/SMA
DosenPengampu:
Drs. H. Sholeh Khaelani, M. Pd.
Disusun oleh:
Nurul Elmi Auliawati (123311044)
Khoirotun Nisaroh
(123311045)
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
KOMPONEN PENGORGANISASIAN DAN PELAKSANAAN KURIKULUM
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengembangan
kurikulum merupakan suatu kegiatan yang memberikan jawaban atas sejumlah
tuntutan kebutuhan yang berkembang pada pendidikan. Pengembangan kurikulum
dilakukan atas sejumlah komponen pada pendidikan, di antaranya pada
pembelajaran yang merupakan implementasi dari kurikulum. Hasil dari proses ini
adalah adanya perubahan pada guru dan siswa, serta komponen lainnya. Pandangan
tentang kurikulum dikenal dalam dimensi kurikulum yang membedakan peran dan
fungsinya. Oleh karena itu perlu dipahami mengenai seluk beluk kurikulum.
Didalam pengembangan Kururikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penerapan dan evaluasi.
Dalam makalah
ini pemakalah akan membatasi rumusan masalah, dimana pemakalah akan membahas
sedikit tentang pengembangan kurikulum yang meliputi komponen pengorganisasian
dan pelaksanaan kurikulum.
B.
Rumusan masalah
1.
Apa pengertian pengorganisasian kurikulum ?
2.
Bagaimana komponen pengorganisasian kurikulum ?
3.
Apa pengertian pelaksanaan kurikulum ?
4.
Bagaiman komponen pelaksanaan kurikulum ?
C.
Tujuan dan Manfaat makalah
Dalam makalah
ini adapun manfaat yang dapat diperoleh oleh penulis
pada khususnya dan para pembaca pada umumnya adalah memahami dan mengerti apa
saja komponen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum. Adapun tujuannya
adalah :
1.
Agar pembaca dan penulis memahami apa pengertian pengorganisasian
kurikulum.
2.
Agar pembaca dan penulis memahami dan mengeahui apa saja
komponen pengorganisasaian kurikulum.
3.
Agar pembaca dan penulis dapat memahami pengertian pelaksanaan
kurikulum.
4.
Agar pembaca dan penulis dapat memahami dan mengetahui apa saja
komponen pelaksanaan kurikulum.
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian pengorganisasian kurikulum
Pengorganisasian
dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni secara struktural dalam konteks
manajemen, dan secara fungsional dalam konteks akademik. Pengertian dari kata organisasi itu sendiri adalah suatu
kelompok sosial yang bersifat tertutup atau terbuka dari/terhadap pihak luar, yang diatur
berdasarkan aturan tertentu, yang dipimpin/diperintah oleh seorang pimpinan
atau seorang staf administratif, yang dapat melaksanakan bimbingan secara
teratur dan bertujuan.[1]
1.
Nasution
(1982:135), organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang
disusun dan disampaikan kepada murid-murid.
2.
Chester I.
Bernard memberikan pengertian organisasi yaitu suatu sistem aktivitas kerjasama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
3.
Burhan
Nurgiyantoro, (1988:Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah 111) Organisasi
kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum
program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada murid.
4.
Drs. Soekarno
K. Organisasi sebagai fungsi manajemen (organisasi dalam pengertian dinamis)
adalah organisasi yang memberikan kemungkinan bagi manajemen dapat bergerak
dalam batas-batas tertentu. Muhaimin, (1991, Konsep Pendidikan Islam 41)
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka
umum program-program pengajaran yang disampaikan kepada peserta didik guna
tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang di tetapkan.
5.
Drs. M.
Manullang Organisasi dalam arti dinamis (pengorganisasian) adalah suatu proses
penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan di lakukan. Pembatasan tugas-tugas
atau tanggun jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara
unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja
bersama-sama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
Selanjutnya mengenai kurikulum, pengertian kurikulum adalah perangkat mata
pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga
penyelenggraan pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap
jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan
lapangan kerja.[2]
Curriculum shall mean here: all the experiences which students have
under the auspics of the school. Istilah kurikulum disini dapat berarti: semua
pengalaman yang dimiliki siswa dengan bantuan sekolah. Dari definisi tersebut,
sebenarnya merupakan pengertian yang cukup luas menyangkut sebagian besar aspek
yang berhubungan dengan kegiatan di sekolah pada umumnya. Pengertian kurikulum
yang lebih khusus, kurikulum adalah seperangkat pokok-pokok materi ajar yang
direncanakan untuk memberi pengalaman tertentu kepada peserta didik agar mamapu
mencapai tujuan yang ditetapkan.[3]
Kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk
memengaruhi siswa agar dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar
sekolah.[4] Kurikulum sebagai semua kegiatan yang
diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah.[5] Organisasi kurikulum merupakan pola atau
desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari
bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif.[6]
Organisasi kurikulum sangat terkait dengan
pengaturan bahan pelajaran yang ada dalam kurikulum, sedangkan yang menjadi
sumber bahan pelajaran dalam kurikulum adalah nilai budaya, sosial, aspek siswa
dan masyarakat, serta iptek.
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa
kerangka umum program-program pengajaran yang disampaikan kepada peserta didik
guna tercapai tujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan. Organisasi
kurikulum merupakan azas yang sangat penting bagi proses pengembangan kurikulum
dan berhubungan erat dengan tujuan pembelajaran, sebab menentukan isi bahan
pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan disajikan kepada peserta
didik, dan menentukan peranan pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaan
kurikulum.
Pengorganisasian kurikulum merupakan perpaduan
antara dua kurikulum atau lebih sedemikian rupa hingga menjadi satu kesatuan
yang utuh, dan dalam aplikasi pada kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat
menggairahkan proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna
karena senantiasa mengaitkan dengan kegiatan praktis sehari-hari sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.[7]
B.
Komponen pengorganisasian kurikulum
Organisasi
kurikulum merupakan susunan pengalaman dan pengetahuan baku yang harus
disampaikan dan dilakukan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan. Organisasi kurikulum juga berhubungan erat dengan kualitas kegiatan
dan pengalaman belajar peserta didik. organisasi kurikulum harus dipilih dan
diatur sedemikian rupa untuk
dikembangkan lebih luas dan lebih mendalam sehingga peserta didik memperoleh
sesuatu yang berharga dari program pendidikan yang telah ditetapkan.
Adapun
unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi kurikulum, antara lain :
1.
Konsep, yaitu definisi secara singkat dari kelompok fakta atau
gejala. Konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep
menentukan antara variabel-variabel mana kita ingin menentukan adanya hubungan
empiris.
2.
Generalisasi, yaitu kesimpulan-kesimpulan yang merupakan kristalisasi
dari suatu analisis.
3.
Keterampilan, yaitu kemampuan
dalam merencanakan organisasi kurikulum dan digunakan sebagai dasar untuk
menyusun program yang berkesinambungan.
4.
Nilai-nilai, yaitu norma atau kepercayaan yang diagungkan, sesuatu
yang bersifat absolut untuk mengendalikan perilaku.
Mengorganisasikan
unsur-unsur berarti memilih tujuan-tujuan yang jelas dan objektif serta sesuai
dengan kebutuhan dan minat peserta didik. jika tujuan kurikulum berkaitan
dengan masalah teknis dan kejuruan, maka ketrampilan adalah unsure yang
tepat untuk dipergunakan. Jika tujuan kurikulum berkaitan dengan domain moral
dan etika sebagai fungsi yang integratif, maka
nilai-nilai merupakan unsur organisasi yang tepat.[8]
C.
Pengertian pelaksanaan kurikulum
Pelaksanaan kurikulum di sekolah merupakan bagian dari program
peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan pola pengelolaan pelaksanaan
kurikulum secara nasional. Manajemen pelaksanaan kurikulum di sekolah mengatur
kegiatan operasional dan hubungan kerja personil sekolah dalam upaya melayani
siswa mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan.[9]
Pelaksanaan
kurikulum adalah suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum
(kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik
menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan.[10]
Kurikulum yang
dibuat oleh pemerintah pusat adalah kurikulum standar yang berlaku secara
nasional. Padahal kondisi sekolah pada umumnya sangat beragam. Oleh karena itu,
dalam pelaksanaannya, sekolah dapat mengembangkan (memperdalam, memperkaya, dan
memodifikasi), namum tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara
nasional. Sekolah diperbolehkan memperdalam kurikulum, artinya apa yang
diajarkan boleh diperluas dari yang harus, dan seharusnya, dan yang dapat
diajarkan. Demikian juga, sekolah dibolehkan memodifikasi kurikulum, artinya
apa yang diajarkan boleh dikembangkan agar lebih kontekstual dan selaras dengan
karakteristik peserta didik.[11]
Keberhasilan
atau kegagalan pelaksanaan kurikulum di sekolah sangat bergantung pada guru,
karena guru merupakan kunci yang menentukan serta menggerakkan komponen di
sekolah. Dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan, guru dituntut untuk
membuktikan profesionalismenya dan dituntut untuk mengembangkan rencana
pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang telah digali dan
dikembangkan oleh peserta didik. Tugas guru bukan mencurahkan dan menyuplai
peseta didik dengan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi guru berfungsi sebagai
motivator, mediator, dan fasilitator pembelajaran. Diakui bahwa berhasil
tidaknya implementasi tersebut dalam pembelajaran terutama dalam penyesuaian
kurikulum dengan tuntutan globalisasi, perubahan masyarakat, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Disamping itu, pelaksanaan kurikulum dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah juga sangat dipengaruhi oleh dukungan sumber belajar,
sarana dan prasarana yng memadai terutama kondisi ruang pembelajaran,
perpustakaan, laboratotium, dan alat bantu pembelajaran.[12]
D.
Komponen pelaksanaan kurikulum
Pembinaan
kurikulum pada dasarnya adalah usaha pelaksanaan kurikulum di sekolah,
sedangkan pelaksanaan kurikulum itu sendiri direalisasikan dalam proses belajar
mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip dan tuntutan kurikulum yang telah
dikembangkan sebelumnya bagi suatu jenjang pendidikan atau sekolah-sekolah
tertentu.
Pokok-pokok
kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa pokok kegiatan, yakni :
(1) kegiatan yang berhubungan dengan tugas kepala sekolah, (2) kegiatan yang
berhubungan dengan tugas guru, (3) kegiatan yang berhubungan dengan murid, (4)
kegiatan pelaksanaan evaluasi belajar, (5) kegiatan yang berkenaan dengan usaha
peningkatan mutu profesional guru.[13]
1. Kegiatan yang berhubungan dengan tugas kepala
sekolah
Dalam pelaksanaan kurikulum, kegiatan kepala
sekolah sesuai dengan perannya sebagai pemimpin sekolah menitikberatkan pada :
menyusun perencanaan untuk melaksanakan kurikulum dalam sistem sekolah yang dipimpinnya,
melakukan koordinasi kegiatan guru-guru, menata dan membina oganisasi guru dan
organisasi pembelajaran siswa, membina sistem komunikasi yang efektif di
lingkungan sekolah antara sekolah dan masyarakat serta lembaga-lembaga lainnya,
melakukan supervisi bagi guru-guru bidang studi dan menilai kegiatan guru-guru
serta melaksanakan penilaian secara keseluruhan.[14]
Kepala sekolah bertanggung jawab untuk melaksanakan kurikulum di
lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah berkewajiban melakukan
kegiatan-kegiatan yakni menyusun rencana rencana tahunan, menyusun jadwal
pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan membuat notula rapat, membuat
statistik dan menyusun laporan.
a.
Kepala sekolah sebagai pimpinan
Tanggung jawab kepala sekolah adalah memimpin sekolah melaksanakan
dan membina serta mengembangkan kurikulum. Kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi orang lain agar mereka berbuat untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Pada umumnya seorang pemimpin (termasuk kepala sekolah), harus
memiliki sifat tertentu yang merupakan kelebihan dibandingkan bawahannya yang
dipimpin. Sifat tersebut antara lain:
1)
Mampu mengelola sekolah (managerial skills)
2)
Kemampuan profesional atau keahlian dalam jabatannya
3)
Bersikap rendah hati dan sederhana
4)
Bersikap suka menolong
5)
Sabar dan memiliki kestabilan emosi
6)
Percaya diri, berpikir kritis, dsb
b.
Kepala sekolah sebagai administrator
Perilaku
seorang administrator penting sekali dalam hubungan dengan perencanaan program,
pengorganisasian staf, pergerakan semua pihak yang perlu dilibatkan dalam
pelaksanaan kegiatan supervisi, penilaian terhadap personal sekolah.[15]
c.
Penyusunan rencana tahunan
Perencanaan
berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya.
Berdasarkan jangka waktunya, perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang
(misalnya rencana untuk 5 sampai 10 tahun), dan rencana jangka pendek ( rencana
tahunan, bulanan).
d.
Pembinaan organisasi sekolah
Pelaksanaan
kurikulum membutuhkan dukungan organisasi sekolah yang kuat. Organisasi sekolah
yang lengkap menuntut kemampuan organisasi yang memadai dari kepala sekolah
agar mampu melaksanakan tanggung jawabnya. Semua organisasi harus bekerja
secara terpadu di bawah koordinasi yang baik, senantiasa terarah ke pencapaan
tujuan intruksional dan kurikuler sekolah bersangkutan.[16]
e.
Koordinasi dalam pelaksanaan kurikulum
Koordinasi
bertujuan agar terdapat kesatuan sikap, pikiran dan tindakan para personal dan
staf pada suborganisasi dalam organisasi sekolah untuk melaksanakan
kurikulumnya. Pelaksaaan koordinasi kurikulum diantaranya meliputi
koordinasi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan motivasi personal, pengawasan, anggaran, dan
program evaluasi.
f.
Kegiatan memimpin rapat kurikuler
Rapat guru
adalah media yang paling tepat untuk memusyawarahkan penyelenggaraan,
hasil-hasil dan berbagai masalah kurikuler di sekolah. Rapat dapat
diselenggarakan pada awal, pertengahan, maupun akhir tahun, atau dilaksanakan
secara insidental menurut kebutuhan yang ada di sekolah.
g.
Sistem komunikasi dan pembinaan kurikulum
Sistem
komunikasi penting untuk melaksanakan kurikulum. Dalam pelaksanan kurikulum,
kepala sekolah perlu mengembangkan sistem komunikasi secara efektif agar semua
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum bertindak satu arah, satu
pemikiran, satu sikap dan satu keinginan, mencapai tujuan sekolah secara tepat
guna dan berdaya guna.[17]
2.
Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru
Pembagian tugas
guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin kelancaran pelaksanan
kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas tersebut meliputi tiga jenis
kegiatan, yaitu:
a.
Pembagian
tugas mengajar
kegiatan ini
erat kaitannya dengan tugas-tugas seorang guru sebagaimana yang telah
diuraikan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
1)
Menyusun rencana pelaksanaan program/unit.
2)
Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan dan jadwal pelajaran.
3)
Pengisian daftar penilaian kemajuan belajar dan perkembangan siswa.
4)
Pengisian buku laporan pribadi siswa.
b.
Pembagian tugas pembinaan ekstrakurikuler
kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan
kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat pedagogis dan menunjang pendidikan
dalam menunjang ketercapaian tujuan sekolah. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ini sesungguhnya merupakan bagian
integral dari kurikulum sekolah yang bersangkutan, dimana semua guru terlibat
di dalamnya. Karena itu kegiatan ini perlu diprogram secara baik dan didukung
oleh semua guru. Untuk itu perlu disediakan guru penanggung jawab, jumlah biaya
dan perlengkapan yang dibutuhkan.
Kegiatan ekstrakurikuler bukan menjadi program instruksional yang
dilaksanakan secara regular, tetapi mengundang varitas kegiatan secara luas,
misalnya kepramukaan, usaha kegiatan sekolah, palang merah remaja, olah raga
prestasi, koperasi dan tabungan sekolah, dll.[18]
c.
Pembagian tugas bimbingan belajar
Guru memegang
peranan utama dan bertanggung jawab membimbing para siswa untuk mengembangkan
potensi yang dimilikinya dan membantu memecahkan masalah dan kesulitan para
siswa yang dibimbingnya, dengan maksud agar siswa tersebut mampu secara mandiri
membimbing dirinya sendiri.
Tujuan utama bimbingan yang diberikan guru adalah untuk mengembangkan semua
kemampuan siswa agar mereka berhasil mengembangkan hidupnya pada tingkat atau
keadaan yang lebih layak dibandingkandengan sebelumnya. Bimbingan berupa
bantuan untuk menyelesaikan masalahnya, bantuan dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat. Secara umum
prosedur bimbingan perlu dilaksanakan sebagai berikut:
1)
Analitis
Guru
menganalisis semua masalah dan kesulitan yang hendak dihadapi oleh para siswa.
2)
Informasi
Mencari
informasi tentang semua sebab yang mungkin menyebabkan masalah atau kesulitan
yang sedang dihadapi oleh siswa.
3)
Orientasi
Guru melakukan
berbagai pendekatan ke arah pemecahan masalah atau kesulitan serta bantuan apa
yang sekiranya diperlukan bagi siswa yang bersangkutan.
4)
Penyuluhan
Guru memberikan
bantuan dan nasehat kepada siswa yang bersangkutan sesuai dengan jenis, bentuk,
dan penyebabnya.
5)
Penempatan
Menempatkankembali
siswa yang telah mendapat penyuluhan ke dalam situasi semula pada kelompok atau
kelasnya sendiri.
6)
Tindak lanjut
Guru mengamati
terus menerus sambil melakukan pembinaan terhadap siswa bersangkutan,
sertamencatat laju perkembangan.
Pembagian tugas
ini dilakukan melalui musyawarah guru yang dipimpin kepala sekolah. Keputusan
tugas tersebut selanjutnya dituangkan dalam jadwal pelajaran untuk satu
semester atau satu tahun akademik.[19]
3.
Kegiatan yang berhubungan dengan murid
Kegiatan yang
berkenaan dengan murid, di samping bidang pembelajaran juga dalam bidang ekstra
dan kemasyarakatan. kegiatan siswa di sekolah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu
kegiatan intrakurikuler, kegiatan ko kurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran siswa yang dilakukan di
dalam kelas untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa. kegiatan ko kurikuler adalah kegiatan
pendamping atau pendukung dari kegiatan intrakurikuler siswa, misalnya berdo’a
sebelum memulai pelajaran, membaca asma’ul husna, menghafal surat-surat pendek,
tadarus al-Qur’an, dll. Sedangkan kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan
di luar pembelajaran yang mendukung perkembangan keterampilan siswa, misalnya
pramuka, drum band, seni tari, seni lukis, kaligrafi, Qira’ah dan lain
sebagainya.
4.
Kegiatan pelaksanaan evaluasi belajar
Kegiatan dalam
evaluasi tidak hanya menjadi tanggung jawab guru dan kepala sekolah, namum terkait
dengan siswa dan orang tua murid keseluruhan. Kepala sekolah memegang peranan utama dalam memimpin
sebuah lembaga agar tujuan sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Namun dalam evaluasi belajar siswa, guru lebih banyak berperan karena dalam
kesehariannya siswa berhadapan langsung dengan guru dalam proses pembelajaran. Maka
dari itu gurulah yang paling banyak mengetahui karakter dan permasalahan yang
dihadapi oleh siswa. guru harus bisa memberikan motivasi kepada siswanya agar
siswa memiliki semangat dalam belajar dan memaksimalkan potensi yang dimiliki
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam hal ini peran orang tua juga
sangat dibutuhkan untuk membina dan mendidik siswa agar dapat meningkatkan
prestasi belajarnya.
5.
Kegiatan yang berkenaan dengan usaha peningkatan mutu profesional
guru
Guru bertanggung jawab
melaksanakan PBM di kelas melalui proses belajar mengajar secara efektif.
Karena itu kemampuan profesional guru turut menentukan apakah suatu kurikulum
dapat beroperasi secara efisien dan efektif. Tingkat efisiensi itu ditentukan
oleh derajat kelancaran yang ditempuh, sedangkan tingkat efektivitasnya
ditandai oleh derajat keberhasilannya, yakni dalam bentuk perubahan perilaku
para siswa yang kita kenal dengan sebutan prestasi belajar.
Masalahnya
apakah pelaksanaan kurikulum yang berdayaguna dan berhasil guna sangat
tergantung pada kemampuan guru itu sendiri, atau dengan kata lain dikalangan
guru mungkin terdapat yang mengalami kesulitan dalam prosedur pelaksanaannya
dan mungkin juga ada yang merasa mendapat hambatan berkenaan dengan kelemahan
dalam dimensi tertentu pada kemampuan profesionalnya. Dalam situasi ini, maka
sudah tentu guru-guru bersangkutan membutuhkan bantuan, bimbingan, arahan,
dorongan kerja, bahkan mungkin nasihat dan petunjuk yang berguna baginya dalam
upaya pelaksanaan kurikulum tersebut.[20]
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengorganisasian
kurikulum merupakan perpaduan antara dua kurikulum atau lebih sedemikian rupa
hingga menjadi satu kesatuan yang utuh, dan dalam aplikasi pada kegiatan
belajar mengajar diharapkan dapat menggairahkan proses pembelajaran sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna karena senantiasa mengaitkan dengan
kegiatan praktis sehari-hari sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. kurikulum harus dipilih dan diatur sedemikia rupa untuk
dikembangkan lebih luas dan lebih mendalam sehingga peserta didik memperoleh
sesuatu yang berharga dari program pendidikan yang telah ditetapkan. Adapun
unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi kurikulum, meliputi konsep, generalisasi, keterampilan,
dan nilai-nilai. Mengorganisasikan
unsur-unsur berarti memilih tujuan-tujuan yang jelas dan objektif serta sesuai
dengan kebutuhan dan minat peserta didik.
Pelaksanaan
kurikulum adalah suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum
(kurikulum potensial)dalam suatu aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik
menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan.adapun komponen-komponen pelaksanaan kurikulum meliputi kegiatan
yang berhubungan dengan tugas kepala sekolah, kegiatan yang berhubungan dengan
tugas guru, kegiatan yang berhubungan dengan murid, kegiatan pelaksanaan
evaluasi belajar, dan kegiatan berkenaan
dengan usaha peningkatan mutu profesional guru.
Keberhasilan
atau kegagalan pelaksanaan kurikulum di sekolah sangat bergantung pada guru,
karena guru merupakan kunci yang menentukan serta menggerakkan komponen di
sekolah.
B.
Saran
Demikianlah makalah ini dibuat, kami
menyadari dalam penulisan makalah ini banyak sekali kesalahan dan kekurangan,
untuk itu kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini dan
berikutnya. Besar harapan
kami, semoga makalah ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan khususnya bagi para pemakalah.
[7] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997),
Hal. 82.
[8] Zainal
Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), hal. 94.
[9] Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta
: Pustaka Pelajar. 2007), hal. 154.
[10]
E. Mulyasa, Kurkulum Berbasis
Kompetensi; Konsep, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: PT. Rosda
Karya, 2002).
Hal. 69.
[14] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,,......Hal.
173.
[15] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,,......Hal.
174-175.
[16] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,,......Hal
176-177.
[17] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,,......Hal.
178-180.
[18] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,,......Hal.
180-181.
[19] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,,......Hal.
182-184.
[20] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,,......Hal.
170.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Pustaka Setia.
Mustari, Mohamad. 2014. Manajemen
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Rusman. 2009. Manajemem Kurikulum. Jakarta:
Grafindo Persada.
Suryosubroto. 1990. Tata Laksana
Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
Hendrayat, Soetopo. 1982. Pembinaan
dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan
Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susilo, Muhammad Joko. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta
: Pustaka Pelajar.
E. Mulyasa. 2002. Kurkulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik
dan Implementasi. Bandung: PT. Rosda Karya.
Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen
Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
0 comments:
Post a Comment