Tuesday, May 19, 2015

Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum

KOMPONEN PENGORGANISASIAN DAN PELAKSANAAN KURIKULUM

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Manajemen kurikulum PAI menengah MA/SMA
DosenPengampu: Drs. H. Sholeh Khaelani, M. Pd.






Disusun oleh:

Nurul Elmi Auliawati              (123311044)
Khoirotun Nisaroh                 (123311045)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG

2015




KOMPONEN PENGORGANISASIAN DAN PELAKSANAAN KURIKULUM
I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pengembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan yang memberikan jawaban atas sejumlah tuntutan kebutuhan yang berkembang pada pendidikan. Pengembangan kurikulum dilakukan atas sejumlah komponen pada pendidikan, di antaranya pada pembelajaran yang merupakan implementasi dari kurikulum. Hasil dari proses ini adalah adanya perubahan pada guru dan siswa, serta komponen lainnya. Pandangan tentang kurikulum dikenal dalam dimensi kurikulum yang membedakan peran dan fungsinya. Oleh karena itu perlu dipahami mengenai seluk beluk kurikulum. Didalam pengembangan Kururikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, penerapan dan evaluasi.
Dalam makalah ini pemakalah akan membatasi rumusan masalah, dimana pemakalah akan membahas sedikit tentang pengembangan kurikulum yang meliputi komponen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian pengorganisasian kurikulum ?
2.      Bagaimana komponen pengorganisasian kurikulum ?
3.      Apa pengertian pelaksanaan kurikulum ?
4.      Bagaiman komponen pelaksanaan kurikulum ?

C.    Tujuan dan Manfaat makalah
Dalam makalah ini adapun manfaat yang dapat diperoleh oleh penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya adalah memahami dan mengerti apa saja komponen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum. Adapun tujuannya adalah :
1.      Agar pembaca dan penulis memahami apa pengertian pengorganisasian kurikulum.
2.      Agar pembaca dan penulis memahami dan mengeahui apa saja komponen pengorganisasaian kurikulum.
3.      Agar pembaca dan penulis dapat memahami pengertian pelaksanaan kurikulum.
4.      Agar pembaca dan penulis dapat memahami dan mengetahui apa saja komponen pelaksanaan kurikulum.
II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian pengorganisasian kurikulum
Pengorganisasian dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni secara struktural dalam konteks manajemen, dan secara fungsional dalam konteks akademik. Pengertian dari kata organisasi itu sendiri adalah suatu kelompok sosial yang bersifat tertutup atau terbuka dari/terhadap pihak luar, yang diatur berdasarkan aturan tertentu, yang dipimpin/diperintah oleh seorang pimpinan atau seorang staf administratif, yang dapat melaksanakan bimbingan secara teratur dan bertujuan.[1]
1.      Nasution (1982:135), organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang disusun dan disampaikan kepada murid-murid.
2.      Chester I. Bernard memberikan pengertian organisasi yaitu suatu sistem aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
3.      Burhan Nurgiyantoro, (1988:Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah 111) Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada murid.
4.      Drs. Soekarno K. Organisasi sebagai fungsi manajemen (organisasi dalam pengertian dinamis) adalah organisasi yang memberikan kemungkinan bagi manajemen dapat bergerak dalam batas-batas tertentu. Muhaimin, (1991, Konsep Pendidikan Islam 41) Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang disampaikan kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang di tetapkan.
5.      Drs. M. Manullang Organisasi dalam arti dinamis (pengorganisasian) adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan di lakukan. Pembatasan tugas-tugas atau tanggun jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama-sama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
Selanjutnya mengenai kurikulum, pengertian kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggraan pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.[2]
Curriculum shall mean here: all the experiences which students have under the auspics of the school. Istilah kurikulum disini dapat berarti: semua pengalaman yang dimiliki siswa dengan bantuan sekolah. Dari definisi tersebut, sebenarnya merupakan pengertian yang cukup luas menyangkut sebagian besar aspek yang berhubungan dengan kegiatan di sekolah pada umumnya. Pengertian kurikulum yang lebih khusus, kurikulum adalah seperangkat pokok-pokok materi ajar yang direncanakan untuk memberi pengalaman tertentu kepada peserta didik agar mamapu mencapai tujuan yang ditetapkan.[3]
Kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa agar dapat belajar, baik dalam ruangan kelas maupun di luar sekolah.[4] Kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah.[5] Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif.[6]
Organisasi kurikulum sangat terkait dengan pengaturan bahan pelajaran yang ada dalam kurikulum, sedangkan yang menjadi sumber bahan pelajaran dalam kurikulum adalah nilai budaya, sosial, aspek siswa dan masyarakat, serta iptek.
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang disampaikan kepada peserta didik guna tercapai tujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan. Organisasi kurikulum merupakan azas yang sangat penting bagi proses pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan pembelajaran, sebab menentukan isi bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan disajikan kepada peserta didik, dan menentukan peranan pendidik dan peserta didik dalam pelaksanaan kurikulum.
Pengorganisasian kurikulum merupakan perpaduan antara dua kurikulum atau lebih sedemikian rupa hingga menjadi satu kesatuan yang utuh, dan dalam aplikasi pada kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat menggairahkan proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna karena senantiasa mengaitkan dengan kegiatan praktis sehari-hari sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.[7]

B.     Komponen pengorganisasian kurikulum
Organisasi kurikulum merupakan susunan pengalaman dan pengetahuan baku yang harus disampaikan dan dilakukan peserta didik untuk menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Organisasi kurikulum juga berhubungan erat dengan kualitas kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik. organisasi kurikulum harus dipilih dan diatur sedemikian rupa untuk dikembangkan lebih luas dan lebih mendalam sehingga peserta didik memperoleh sesuatu yang berharga dari program pendidikan yang telah ditetapkan.
Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi kurikulum, antara lain :
1.      Konsep, yaitu definisi secara singkat dari kelompok fakta atau gejala. Konsep merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan antara variabel-variabel mana kita ingin menentukan adanya hubungan empiris.
2.      Generalisasi, yaitu kesimpulan-kesimpulan yang merupakan kristalisasi dari suatu analisis.
3.      Keterampilan, yaitu kemampuan dalam merencanakan organisasi kurikulum dan digunakan sebagai dasar untuk menyusun program yang berkesinambungan.
4.      Nilai-nilai, yaitu norma atau kepercayaan yang diagungkan, sesuatu yang bersifat absolut untuk mengendalikan perilaku.
Mengorganisasikan unsur-unsur berarti memilih tujuan-tujuan yang jelas dan objektif serta sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik. jika tujuan kurikulum berkaitan dengan masalah teknis dan kejuruan, maka ketrampilan adalah unsure yang tepat untuk dipergunakan. Jika tujuan kurikulum berkaitan dengan domain moral dan etika sebagai fungsi yang integratif, maka nilai-nilai merupakan unsur organisasi yang tepat.[8]
C.    Pengertian pelaksanaan kurikulum
Pelaksanaan kurikulum di sekolah merupakan bagian dari program peningkatan mutu pendidikan melalui penerapan pola pengelolaan pelaksanaan kurikulum secara nasional. Manajemen pelaksanaan kurikulum di sekolah mengatur kegiatan operasional dan hubungan kerja personil sekolah dalam upaya melayani siswa mencapai kompetensi yang sudah ditetapkan.[9]
Pelaksanaan kurikulum adalah suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.[10]
Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah pusat adalah kurikulum standar yang berlaku secara nasional. Padahal kondisi sekolah pada umumnya sangat beragam. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, sekolah dapat mengembangkan (memperdalam, memperkaya, dan memodifikasi), namum tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional. Sekolah diperbolehkan memperdalam kurikulum, artinya apa yang diajarkan boleh diperluas dari yang harus, dan seharusnya, dan yang dapat diajarkan. Demikian juga, sekolah dibolehkan memodifikasi kurikulum, artinya apa yang diajarkan boleh dikembangkan agar lebih kontekstual dan selaras dengan karakteristik peserta didik.[11]
Keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kurikulum di sekolah sangat bergantung pada guru, karena guru merupakan kunci yang menentukan serta menggerakkan komponen di sekolah. Dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan, guru dituntut untuk membuktikan profesionalismenya dan dituntut untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang telah digali dan dikembangkan oleh peserta didik. Tugas guru bukan mencurahkan dan menyuplai peseta didik dengan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi guru berfungsi sebagai motivator, mediator, dan fasilitator pembelajaran. Diakui bahwa berhasil tidaknya implementasi tersebut dalam pembelajaran terutama dalam penyesuaian kurikulum dengan tuntutan globalisasi, perubahan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping itu, pelaksanaan kurikulum dalam kegiatan pembelajaran di sekolah juga sangat dipengaruhi oleh dukungan sumber belajar, sarana dan prasarana yng memadai terutama kondisi ruang pembelajaran, perpustakaan, laboratotium, dan alat bantu pembelajaran.[12]

D.    Komponen pelaksanaan kurikulum
Pembinaan kurikulum pada dasarnya adalah usaha pelaksanaan kurikulum di sekolah, sedangkan pelaksanaan kurikulum itu sendiri direalisasikan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip dan tuntutan kurikulum yang telah dikembangkan sebelumnya bagi suatu jenjang pendidikan atau sekolah-sekolah tertentu.
Pokok-pokok kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa pokok kegiatan, yakni : (1) kegiatan yang berhubungan dengan tugas kepala sekolah, (2) kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, (3) kegiatan yang berhubungan dengan murid, (4) kegiatan pelaksanaan evaluasi belajar, (5) kegiatan yang berkenaan dengan usaha peningkatan mutu profesional guru.[13]
1.    Kegiatan yang berhubungan dengan tugas kepala sekolah
Dalam pelaksanaan kurikulum, kegiatan kepala sekolah sesuai dengan perannya sebagai pemimpin sekolah menitikberatkan pada : menyusun perencanaan untuk melaksanakan kurikulum dalam sistem sekolah yang dipimpinnya, melakukan koordinasi kegiatan guru-guru, menata dan membina oganisasi guru dan organisasi pembelajaran siswa, membina sistem komunikasi yang efektif di lingkungan sekolah antara sekolah dan masyarakat serta lembaga-lembaga lainnya, melakukan supervisi bagi guru-guru bidang studi dan menilai kegiatan guru-guru serta melaksanakan penilaian secara keseluruhan.[14]
Kepala sekolah bertanggung jawab untuk melaksanakan kurikulum di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun rencana rencana tahunan, menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan membuat notula rapat, membuat statistik dan menyusun laporan.
a.         Kepala sekolah sebagai pimpinan
Tanggung jawab kepala sekolah adalah memimpin sekolah melaksanakan dan membina serta mengembangkan kurikulum. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain agar mereka berbuat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pada umumnya seorang pemimpin (termasuk kepala sekolah), harus memiliki sifat tertentu yang merupakan kelebihan dibandingkan bawahannya yang dipimpin. Sifat tersebut antara lain:
1)        Mampu mengelola sekolah (managerial skills)
2)        Kemampuan profesional atau keahlian dalam jabatannya
3)        Bersikap rendah hati dan sederhana
4)        Bersikap suka menolong
5)        Sabar dan memiliki kestabilan emosi
6)        Percaya diri, berpikir kritis, dsb
b.         Kepala sekolah sebagai administrator
Perilaku seorang administrator penting sekali dalam hubungan dengan perencanaan program, pengorganisasian staf, pergerakan semua pihak yang perlu dilibatkan dalam pelaksanaan kegiatan supervisi, penilaian terhadap personal sekolah.[15]
c.         Penyusunan rencana tahunan
Perencanaan berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya. Berdasarkan jangka waktunya, perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang (misalnya rencana untuk 5 sampai 10 tahun), dan rencana jangka pendek ( rencana tahunan, bulanan).
d.        Pembinaan organisasi sekolah
Pelaksanaan kurikulum membutuhkan dukungan organisasi sekolah yang kuat. Organisasi sekolah yang lengkap menuntut kemampuan organisasi yang memadai dari kepala sekolah agar mampu melaksanakan tanggung jawabnya. Semua organisasi harus bekerja secara terpadu di bawah koordinasi yang baik, senantiasa terarah ke pencapaan tujuan intruksional dan kurikuler sekolah bersangkutan.[16]
e.         Koordinasi dalam pelaksanaan kurikulum
Koordinasi bertujuan agar terdapat kesatuan sikap, pikiran dan tindakan para personal dan staf pada suborganisasi dalam organisasi sekolah untuk melaksanakan kurikulumnya. Pelaksaaan koordinasi kurikulum diantaranya meliputi koordinasi  perencanaan, pengorganisasian, penggerakan motivasi personal, pengawasan, anggaran, dan program evaluasi.
f.          Kegiatan memimpin rapat kurikuler
Rapat guru adalah media yang paling tepat untuk memusyawarahkan penyelenggaraan, hasil-hasil dan berbagai masalah kurikuler di sekolah. Rapat dapat diselenggarakan pada awal, pertengahan, maupun akhir tahun, atau dilaksanakan secara insidental menurut kebutuhan yang ada di sekolah.
g.         Sistem komunikasi dan pembinaan kurikulum
Sistem komunikasi penting untuk melaksanakan kurikulum. Dalam pelaksanan kurikulum, kepala sekolah perlu mengembangkan sistem komunikasi secara efektif agar semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kurikulum bertindak satu arah, satu pemikiran, satu sikap dan satu keinginan, mencapai tujuan sekolah secara tepat guna dan berdaya guna.[17]
2.    Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru
Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk menjamin kelancaran pelaksanan kurikulum lingkungan kelas. Pembagian tugas-tugas tersebut meliputi tiga jenis kegiatan, yaitu:
a.         Pembagian tugas mengajar
kegiatan ini erat kaitannya dengan tugas-tugas seorang guru sebagaimana yang telah diuraikan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
1)        Menyusun rencana pelaksanaan program/unit.
2)        Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan dan jadwal pelajaran.
3)        Pengisian daftar penilaian kemajuan belajar dan perkembangan siswa.
4)        Pengisian buku laporan pribadi siswa.
b.         Pembagian tugas pembinaan ekstrakurikuler
kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar ketentuan kurikulum yang berlaku, akan tetapi bersifat pedagogis dan menunjang pendidikan dalam menunjang ketercapaian tujuan sekolah. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler ini sesungguhnya merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah yang bersangkutan, dimana semua guru terlibat di dalamnya. Karena itu kegiatan ini perlu diprogram secara baik dan didukung oleh semua guru. Untuk itu perlu disediakan guru penanggung jawab, jumlah biaya dan perlengkapan yang dibutuhkan.
Kegiatan ekstrakurikuler bukan menjadi program instruksional yang dilaksanakan secara regular, tetapi mengundang varitas kegiatan secara luas, misalnya kepramukaan, usaha kegiatan sekolah, palang merah remaja, olah raga prestasi, koperasi dan tabungan sekolah, dll.[18]   
c.         Pembagian tugas bimbingan belajar
Guru memegang peranan utama dan bertanggung jawab membimbing para siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dan membantu memecahkan masalah dan kesulitan para siswa yang dibimbingnya, dengan maksud agar siswa tersebut mampu secara mandiri membimbing dirinya sendiri.
Tujuan utama bimbingan yang diberikan guru adalah untuk mengembangkan semua kemampuan siswa agar mereka berhasil mengembangkan hidupnya pada tingkat atau keadaan yang lebih layak dibandingkandengan sebelumnya. Bimbingan berupa bantuan untuk menyelesaikan masalahnya, bantuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat. Secara umum prosedur bimbingan perlu dilaksanakan sebagai berikut:
1)        Analitis
Guru menganalisis semua masalah dan kesulitan yang hendak dihadapi oleh para siswa.
2)        Informasi
Mencari informasi tentang semua sebab yang mungkin menyebabkan masalah atau kesulitan yang sedang dihadapi oleh siswa.
3)        Orientasi
Guru melakukan berbagai pendekatan ke arah pemecahan masalah atau kesulitan serta bantuan apa yang sekiranya diperlukan bagi siswa yang bersangkutan.
4)        Penyuluhan
Guru memberikan bantuan dan nasehat kepada siswa yang bersangkutan sesuai dengan jenis, bentuk, dan penyebabnya.
5)        Penempatan
Menempatkankembali siswa yang telah mendapat penyuluhan ke dalam situasi semula pada kelompok atau kelasnya sendiri.
6)        Tindak lanjut
Guru mengamati terus menerus sambil melakukan pembinaan terhadap siswa bersangkutan, sertamencatat laju perkembangan.
Pembagian tugas ini dilakukan melalui musyawarah guru yang dipimpin kepala sekolah. Keputusan tugas tersebut selanjutnya dituangkan dalam jadwal pelajaran untuk satu semester atau satu tahun akademik.[19]
3.         Kegiatan yang berhubungan dengan murid
Kegiatan yang berkenaan dengan murid, di samping bidang pembelajaran juga dalam bidang ekstra dan kemasyarakatan. kegiatan siswa di sekolah dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kegiatan intrakurikuler, kegiatan ko kurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran siswa yang dilakukan di dalam kelas untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa.  kegiatan ko kurikuler adalah kegiatan pendamping atau pendukung dari kegiatan intrakurikuler siswa, misalnya berdo’a sebelum memulai pelajaran, membaca asma’ul husna, menghafal surat-surat pendek, tadarus al-Qur’an, dll. Sedangkan kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan di luar pembelajaran yang mendukung perkembangan keterampilan siswa, misalnya pramuka, drum band, seni tari, seni lukis, kaligrafi, Qira’ah dan lain sebagainya.
4.         Kegiatan pelaksanaan evaluasi belajar
Kegiatan dalam evaluasi tidak hanya menjadi tanggung jawab guru dan kepala sekolah, namum terkait dengan siswa dan orang tua murid keseluruhan. Kepala sekolah memegang peranan utama dalam memimpin sebuah lembaga agar tujuan sekolah dapat tercapai secara efektif dan efisien. Namun dalam evaluasi belajar siswa, guru lebih banyak berperan karena dalam kesehariannya siswa berhadapan langsung dengan guru dalam proses pembelajaran. Maka dari itu gurulah yang paling banyak mengetahui karakter dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. guru harus bisa memberikan motivasi kepada siswanya agar siswa memiliki semangat dalam belajar dan memaksimalkan potensi yang dimiliki sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam hal ini peran orang tua juga sangat dibutuhkan untuk membina dan mendidik siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
5.         Kegiatan yang berkenaan dengan usaha peningkatan mutu profesional guru
Guru bertanggung jawab melaksanakan PBM di kelas melalui proses belajar mengajar secara efektif. Karena itu kemampuan profesional guru turut menentukan apakah suatu kurikulum dapat beroperasi secara efisien dan efektif. Tingkat efisiensi itu ditentukan oleh derajat kelancaran yang ditempuh, sedangkan tingkat efektivitasnya ditandai oleh derajat keberhasilannya, yakni dalam bentuk perubahan perilaku para siswa yang kita kenal dengan sebutan prestasi belajar.
Masalahnya apakah pelaksanaan kurikulum yang berdayaguna dan berhasil guna sangat tergantung pada kemampuan guru itu sendiri, atau dengan kata lain dikalangan guru mungkin terdapat yang mengalami kesulitan dalam prosedur pelaksanaannya dan mungkin juga ada yang merasa mendapat hambatan berkenaan dengan kelemahan dalam dimensi tertentu pada kemampuan profesionalnya. Dalam situasi ini, maka sudah tentu guru-guru bersangkutan membutuhkan bantuan, bimbingan, arahan, dorongan kerja, bahkan mungkin nasihat dan petunjuk yang berguna baginya dalam upaya pelaksanaan kurikulum tersebut.[20]  
III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pengorganisasian kurikulum merupakan perpaduan antara dua kurikulum atau lebih sedemikian rupa hingga menjadi satu kesatuan yang utuh, dan dalam aplikasi pada kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat menggairahkan proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna karena senantiasa mengaitkan dengan kegiatan praktis sehari-hari sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. kurikulum harus dipilih dan diatur sedemikia rupa untuk dikembangkan lebih luas dan lebih mendalam sehingga peserta didik memperoleh sesuatu yang berharga dari program pendidikan yang telah ditetapkan. Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam organisasi kurikulum, meliputi konsep, generalisasi, keterampilan, dan nilai-nilai. Mengorganisasikan unsur-unsur berarti memilih tujuan-tujuan yang jelas dan objektif serta sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik.
Pelaksanaan kurikulum adalah suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial)dalam suatu aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.adapun komponen-komponen pelaksanaan kurikulum meliputi kegiatan yang berhubungan dengan tugas kepala sekolah, kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, kegiatan yang berhubungan dengan murid, kegiatan pelaksanaan evaluasi belajar, dan  kegiatan berkenaan dengan usaha peningkatan mutu profesional guru.
Keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kurikulum di sekolah sangat bergantung pada guru, karena guru merupakan kunci yang menentukan serta menggerakkan komponen di sekolah.
B.     Saran
Demikianlah makalah ini dibuat,  kami menyadari dalam penulisan makalah ini banyak sekali kesalahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi para pemakalah.


[1] Ahmad, Pengembangan Kurikulum,  (Bandung: Pustaka Setia, 1998), Hal . 114.
[2] Mohamad  Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Hal. 73.
[3] Rusman, Manajemem Kurikulum, (Jakarta: Grafindo Persada, 2009), Hal. 15.
[4] Suryosubroto, Tata Laksana Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Hal.  71.
[5] Soetopo Hendrayat, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1982), Hal. 59.
[6] Rusman, Manajemen kurikulum,......Hal. 60-61.
[7] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja  Rosdakarya, 1997), Hal. 82.

[8] Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 94.
[9] Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2007), hal. 154.
[10] E. Mulyasa, Kurkulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik dan Implementasi, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2002). Hal. 69.
[11] Mohamad  Mustari, Manajemen Pendidikan,,......Hal. 78.
[12] Mohamad  Mustari, Manajemen Pendidikan,,......Hal. 88.
[13] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Hal. 169.
[14] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,,......Hal. 173.
[15] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,,......Hal. 174-175.
[16] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,,......Hal 176-177.
[17] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,,......Hal. 178-180.
[18] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,,......Hal. 180-181.
[19] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,,......Hal. 182-184.
[20] Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,,......Hal. 170.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. 1998. Pengembangan Kurikulum.  Bandung: Pustaka Setia.
Mustari, Mohamad. 2014. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Rusman. 2009. Manajemem Kurikulum. Jakarta: Grafindo Persada.
Suryosubroto. 1990. Tata Laksana Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
Hendrayat, Soetopo. 1982. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja  Rosdakarya.
Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susilo, Muhammad Joko. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
E. Mulyasa. 2002. Kurkulum Berbasis Kompetensi; Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: PT. Rosda Karya.
Hamalik, Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

0 comments:

Post a Comment