SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
MAKALAH
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Manajemen
Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Dr. H. Fatah Syukur, NC. M. Ag.
Disusun Oleh :
Nurul Elmi Auliawati (123311044)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
I.
PENDAHULUAN
Era baru dalam dunia pendidikan,
yaitu diperkenalkannya reformasi pendidikan yang berkaitan erat dengan sistem
informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia pendidikan. Konsep ini
memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha menggunakan perangkat
komputer, yang dapat diaplikasikan sebagai sarana komunikasi untuk meningkatkan
kinerja dunia pendidikan secara signifikan.
Informasi merupakan satu-satunya
sumber yang dibutuhkan seorang pemimpin lembaga pendidikan. Informasi dapat
diolah dari sumber lain yang dipengaruhi oleh organisasi yang sangat kompleks
dan perangkat komputer yang dimiliki. Informasi dapat memperbaiki kinerja
lembaga pendidikan, layaknya kinerja usaha lembaga bisnis.
Informasi yang diolah dengan
menggunakan komputer dapat digunakan oleh seorang pimpinan organisasi atau
perseorangan dengan keahlian yang dimiliki sebagai sarana komunikasi dan
pemecahan masalah, serta informasi yang sangat berharga dalam proses
pengambilan keputusan. Informasi dapat digali melalui sumber-sumber yang tersedia,
seperti sumber daya manusia, material, alat, biaya yang dibutuhkan,serta data
yang akan diolah.
Ledakan informasi saat ini
menimbulkan dampak yang sangat kuat terhadap kompleksitas manajemen pada
umumnya, khususnya manajemen pendidikan. Pimpinan sebuah lembaga pendidikan
pada dasarnya adalah pegolahan informasi. Seorang pimpinan harus memiliki
kapabilitas untuk memperoleh, menyimpan, mengolah, mengambil kembali, serta
menyajikan informasi sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan bidang pendidikan
yang dapat dipertanggung jawabkan secara moral.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Bagaimana
definisi Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam?
B.
Bagaimana
konsep dasar Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam?
C.
Bagaimana
peran SIM dalam pengambilan keputusan bidang pendidikan?
D.
Bagaimana
implementasi SIM dalam Manajemen Pendidikan Islam?
E.
Mengapa
SIM sangat penting dalam Manajemen Pedidikan Islam?
III.
PEMBAHASAN
A.
Definisi Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam
Kini belum ada
kesepakatan terhadap istilah “sistem informasi manajemen”. Beberapa penulis
cenderung memilih istilah-istilah seperti “sistem pengolahan informasi, sistem
informasi/keputusan, atau sekedar sistem informasi sehubungan dengan sistem
pengolahan informasi berdasarkan komputer yang dirancang untuk mendukung fungsi
operasi, manajemen, dan keputusan sebuah organisasi.
Definisi sebuah
sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang, adalah sebuah
sistem manusia/mesin yang terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna
mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah
organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan
sebuah ‘data base’.[1]
Gambaran sistem
informasi manajemen secara umum dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
Gordon B. Davis (1995), bahwa sistem informasi
manajemen meruapakan sebuah sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk
menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan proses
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Suhardiman Yuwono dalam Ensiklopedia Administrasi
(1989), adalah keseluruhan jaringan informasi yang ditujukan kepada pimpinan
untuk keperluan pelaksanaan fungsi manajemen bagi pimpinan terutama dalam
menentukan keputusan yang tepat.[2]
Soetedjo Moeljodihardjo (1992), sistem informasi
manajemen yaitu suatu metode yang menghasilkan informasi yang tepat waktu bagi
manajemen tentang lingkungan eksternal dan operasi internal sebuah organisasi,
dengan tujuan untuk menunjang pengambilan keputusan dalam rangka memperbaiki
perencanaan dan pengendalian.
Komarudin
(1997), sistem informasi manajemen adalah suatu sistem informasi yang
memungkinkan pimpinan organisasi mendapat informasi dengan kuantitas dan
kualitas yang tepat untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.[3]
James A. F,
Stoner (1992), sistem informasi manajemen yaitu metode yang formal yang
menyediakan bagi pihak manajemen sebuah informasi yang tepat waktu, dapat
dipercaya untuk mendukung proses pengambilan keputusan bagi perencanaan,
pengawasan, dan fungsi operasi sebuah organisasi yang efektif.
Dari
definisi-definisi di atas, dapat dibuat batasan mengenai sistem informasi
manajemen pendidikan sebagai berikut:
Sistem
informasi manajemen pendidikan adalah suatu sistem yang dirancang untuk
menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan
manajemen (perencanaan, penggerakan, pengorganisasian, dan pengendalian) dalam
lembaga pendidikan.
Sistem
informasi manajemen pendidikan saat ini baru sebatas wacana, diharapkan pada
waktu yang tidak terlalu lama sistem informasi manajemen pendidikan ini tidak
hanya sebatas wacana tapi sudah mengarah ke aplikasi yang betul-betul menunjang
kegiatan dunia pendidikan pada umumnya. Untuk menerapkan sistem informasi
manajemen pendidikan yang terpadu dan
memiliki kapabilitas dalam mendukung keberhasilan dunia pendidikan yang
signifikan, diperlukan keseimbangan sumber daya yang tersedia antara
ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dalam
mengoperasikan perangkat komputer yang sudah semakin canggih. Informasi yang
dapat disajikan oleh sistem informasi manajemen pendidikan akan memberikan
kontibusi yang sangat berharga dalam proses pengambilan keputusan bidang
pendidikan, seperti informasi kebutuhan tenaga kependidikan dan informasi jumlah lembaga pendidikan mulai
dari tingkat dasar, menengah,maupun pendidikan tinggi.[4]
B.
Konsep dasar Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Islam
Sebuah sistem
informasi manajemen bukanlah sekedar suatu perkembangan teknologis. Sistem
informasi manajemen berhubungan dengan organisasi dan pengolahnya. Oleh sebab
itu, pemahaman utuh terhadap sistem informasi keorganisasian berdasarkan
komputer harus juga termasuk memahami konsep sistem informasi, pemakaian informasi,
dan nilai informasi.[5]
Sistem bekerja
dengan batasan-batasan yang telah ditetapkan. Dengan batasan-batasan yang ada
dalam suatu sistem, maka akan mendorong pada kualitas kerja sistem itu sendiri.
Proses kerja dalam setiap sistem akan memunculkan suatu keluaran (output)
secara kontinu, kemudian dievaluasi melalui tindakan umpan balik. Jika output
tadi berisi informasi yang bertentangan dengan pencapaian tujuan organisasi,
maka informasi ini akan menjadi masukan dalam sistem selanjutnya. Dan jika
hasil umpan balik telah diterima oleh sistem, maka sistem akan membuat
penyesuaian yang diperlukan agar output tetap konsisten dengan tujuan semula.
Sistem
merupakan satu kesatuan yang dinamis dalam melakukan pergerakan yang terarah
pada pencapaian tujuan integral dengan bantuan komponen atau bagian-bagian yang
harmonis secara utuh saling berhubungan dan mendukung keberhasilannya. Kaitanya
dengan konsep informasi, maka Oemar Hamalik menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan informasi adalah semua hal yang diperlukan dalam proses pembuatan
keputusan, misalnya pengetahuan, fakta, data, angka, dan sebagainya.[6]
Mengingat
lembaga pendidikan di Indonesia merupakan organisasi yang memiliki orientasi
ganda (multiple oriented), yaitu organisasi yang berorientasi sosial dan
orientasi bisnis. orientasi sosial pendidikan bertujuan meningkatkan kecerdasan
bangsa sedangkan orientasi bisnis pendidikan dalam mempertahankan eksistensi
maupun operasionalnya harus memiliki dana yang cukup memadai.
Dengan
demikian, lembaga pendidikan tersebut akan menghasilkan lulusan (outcomes) yang
berkualitas. Banyak bermunculan lembaga-lembaga pendidikan yang berani
menetapkan biaya pendidikan cukup tinggi karena sarana dan prasarana belajar
yang disediakan juga jauh lebih baik dan menjanjikan kepada para siswa maupun
mahasiswa untuk ikut melakukan magang di perusahaan-perusahaan yang sudah
terkenal. Dengan demikian, ada kemungkinan mereka yang berprestasi akan
langsung direkrut oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu, masyarakat lebih
banyak memilih lembaga pendidikan yang marketable maupun sellable walaupun
harus mengeluarkan biaya sangat mahal.Gambaran sistem
informasi pendidikan yang dibutuhkan di Indonesia idealnya adalah bagaimana para
pengambil keputusan bidang pendidikan dapat dengan mudah mencari informasi
sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan bidang pendidikan. Misalnya,
berapa jumlah sumber daya manusia pendidikan yang dibutuhkan, jenis sekolah,
tingkatan sekolah, pelaksanaan kurikulum, perkembangan lembaga pendidikan
lokal, regional, nasional, bahkan internasional untuk dapat memperbaiki kinerja
dunia pendidikan masa lalu, masa kini, maupun masa yang akan datang.
Dalam menghadapi globalisasi, dunia pendidikan
Indonesia harus secepatnya berbenah diri dalam meningkatkan sistem informasi
guna menunjang daya saing sumber daya manusia yang dihasilkan oleh lembaga
pendidikan tersebut. Sistem informasi yang akan diciptakan harus seimbang
antara infrastruktur teknologi yang tersedia dengan kemampuan sumber daya
manusianya sehingga tidak terjadi ketimpangan yang sangat jauh, dan sistem
informasi tidak dapat terwujud secara signifikan dalam menunjang kuantitas
maupun kualitas pendidikan secara mendasar. Di samping itu, sistem informasi
semakin dibutuhkan oleh lembaga pendidikan, khususnya dalam meningkatkan
kelancaran aliran informasi dalam lembaga pendidikan, kontrol kualitas, dan
menciptakan aliansi atau kerja sama dengan pihak lain yang dapat meningkatkan
nilai lembaga pendidikan tersebut.[7]
Perencanaan pengorganisasian, pemimpinan dan
pengawasan merupakan kegiatan manajerial yang pada hakikatnya merupakan proses
pengambilan keputusan. Semua kegiatan tersebut membutuhkan informasi. Informasi
yang dibutuhkan oleh manajer disediakan oleh suatu sistem informasi manajemen
yaitu suatu sistem yang menyediakan informasi untuk manajer secara teratur.
Informasi ini dimanfaatkan sebagai dasar untuk melakukan pemantauan dan
penilaian kegiatan serta hasil-hasil yang dicapai.[8]
Informasi berfungsi sebagai penghubung antara berbagai bagian organisasi
sehingga bagian-bagian itu tidak terisolasi satu dengan yang lain, melainkan
tetap merupakan suatu kesatuan dalam organisasi. Karena fungsinya yang penting
ini ada ahli yang mengibaratkan informasi itu sebagai darah organisasi, bila
darah itu tidak ada atau tidak berjalan maka matilah organisasi itu.
Dikatakannya informasi sebagai agen untuk menopang kehidupan organisasi.[9]
C.
Peran SIM dalam Pengambilan Keputusan Bidang Pendidikan
Keputusan
merupakan tindakan atau rangkaian tindakan yang harus diikuti untuk memecahkan
suatu masalah. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa berupa pengurangan sesuatu untuk
menghindari resiko dari suatu hal atau pemanfaatan suatu kesempatan.[10]
Shull (1970),
mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses kesadaran manusia
terhadap fenomena individual maupun sosial berdasarkan kejadian faktual dan
nilai pemikiran, yang mencakup aktivitas perilaku pemilihan satu atau beberapa
alternatif sebagai jalan keluar untuk memecahkan masalah yang akan dihadapi.
Intisari
pengambilan keputusan, yaitu perumusan beberapa alternatif tindakan dalam
menggarap situasi yang dihadapi serta menetapkan pilihan yang tepat antara
beberapa alternatif yang tersedia setelah diadakan evaluasi mengenai
efektivitas alternatif tersebut untuk mencapai tujuan para pengambil keputusan.[11]
Informasi
hanya berguna apabila informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk
mempermudah pengambilan keputusan. Oleh karena itu, ditinjau dari segi waktu,
efektifitas pengambilan keputusan sangat tergantung atas cepat tidaknya
informasi yang diperlukan dapat diambil dari tempat penyimpanannya. Karena itu
seorang yang bertanggunga jawab atas penyimpanan informasi harus mengetahui
informasi apa saja yang dibutuhkan, oleh siapa, dan untuk maksud apa. Akhirnya
perlu ditekankan bahwa proses pengumpulan informasi, mulai dari pengumpulan,
pengolahan, klasifikasi, penyimpanan, dan pengambilan kembali adalah sesuatu
yang tidak boleh dipisahkan.[12]
Pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan akan berpengaruh
besar terhadap kelangsungan organisasi sekolah. Oleh karena itu, hal ini akan
memiliki dampak terhadap perilaku maupun sikap bawahannya, seperti wakil kepala
sekolah, guru, staf tata usaha, maupun siswa. Oleh sebab itu, kepala sekolah
sebagai pemimpin harus mampu memilih alternatif-alternatif keputusan yang tepat
sehingga tujuan organisasi sekolah untuk meningkatkan kinerja pendidikannya
dapat tercapai secara optimal.
Unsur-unsur
pengambilan keputusan yang dapat digunakan oleh kepala sekolah terlebih dahulu
harus dapat mengkaji dan mempertimbangkan mengenai tujuan pengambilan
keputusan, identifikasi masalah, faktor-faktor intern maupun ekstern sekolah,
serta sarana pengambilan keputusan.
Pengambilan
keputusan menurut George R. Terry didasarkan dalam lima hal berikut:
1.
Intuisi,
pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat
subjektif sehingga mudah terkena pengaruh.
2.
Pengalaman,
pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan
praktis.
3.
Fakta,
pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat,
solid, dan baik.
4.
Wewenang,
pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan
terhadap bawahannya atau orang yang lebih rendah kedudukannya.
5.
Rasional,
pengambilan keputusan berdasarkan rasional keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif, logis, lebih transparan, konsisten.[13]
Pada
prinsipnya, seorang pemimpin lembaga pendiidkan selalu mencari perilaku yang
rasional dalam bertindak. Namun, karena pemimpin tersebut memiliki keterbatasan
dalam kapasitas kognitifnya, informasi, dan nilai-nilainya, harus dicari
informasi terhadap alternatif yang mungkin diambil serta konsekuensinya.
Alternatif yang telah diambil kemudian dievaluasi agar hasil yang dicapai
berdasarka pilihan atau tujuan yang diketahui. Proses ini merupakan tindakan
yang dilakukan dalam mencapai pilihan alternatif yang rasional.[14]
Tahap proses
pengambilan keputusan menurut Herbet. A. Simon dalam Onong Uchyana Effendi
(1996), meliputi hal-hal berikut:
1.
Inteligensi
(inteligence)
Yaitu
menyelidiki lingkungan bagi kondisi dalam mengambil keputusan, data mentah
diperoleh, diproses, dan diperiksa untuk pertunjukan yang dapat
mengidentifikasi masalah.
2.
Rancangan
(Design)
Yaitu
menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kegiatan yang mungkin dilakukan.
3.
Pilihan
(choice)
Yaitu
memilih suatu cara kegiatan khusus dari cara-cara yang telah diperoleh, suatu
pilihan diambil dan dilaksanakan.
4.
Implementasi
(implementation)
Yaitu
pelaksanaan tindakan setelah memperoleh pilihan atas berbagai alternatif
kegiatan yang telah ditentukan.
Semua tahapan
ini dapat dipergunakan oleh pimpinan lembaga pendiidkan dalam mengambil
keputusan sehingga menghasilkan keputusan yang lebih terarah.[15]
Kinerja yang
efektif dari aktivitas sebuah lembaga pendidikan ditentukan oleh mutu dalam
pengambilan keputusan, karena pengambilan keputusan adalah sebagai integral
dari peranan pimpinan lembaga pendidikan. Beberapa pihak bahkan menyatakan
bahwa pengambilan keputusan adalah inti dari peranan pimpinan lembaga pendidikan.
Keputusan yang harus diambil dalam hal prioritas, biaya, waktu, dan lainnya
dilimpahkan serta dipecahkan dalam setiap tahap operasional lembaga pendidikan.
Pimpinan lembaga pendidikan diberi wewenang dan bertanggung jawab atas hasil
keputusan yang diambil.[16]
D.
Implementasi Sistem Informasi Manajemen dalam Manajemen Pendidikan
Islam
Teknologi informasi sekarang ini berkembang begitu pesatnya sehingga
implementasi teknologi informasi dan komunikasi beserta komponen infra
strukturnya benar-benar telah menandai terjadinya revolusi peradaban yang
memungkinkan pekerjaan-pekerjaan dalam sistem organisasi dapat di
selesaikan secara cepat, akurat, efektif dan efisien.
Pemanfaatan sistem informasi manajemen khususnya dalam bidang pendidikan
sudah sangat diperlukan dalam pengelolaan, baik dalam hal pengelolaan
administrasi akademik, akademik kepegawaian, administrasi pelaporan dan masih
banyak lagi bidang-bidang lain yang membutuhkan layanan Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan. Kebutuhan aplikasi database yang dapat mengelola data dan
informasi sekolah, manajemen sekolah dan komite-komite pengajaran dan
pembelajaran, juga mengangkat kebutuhan untuk menjadikan laporan-laporan dari
sekolah secara cepat dan valid kepada instansi terkait seperti laporan ke Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota maupun ke Kementrian Pendidikan Nasional.[17]
Implementasi pendidikan di masa mendatang akan mengalami perubahan
paradigma secara mendasar, khususnya yang disebabkan oleh aplikasi teknologi
informasi yang mempercepat transfer ilmu pengetahuan. Jenis teknologi yang
secara langsung berpengaruh kuat pada pelaksanaan pendidikan adalah
komunikasi TV, radio, komputer, jaringan internet, yang dapat dikontruksi
untuk suatu proses pembelajaran.[18]
Penggunaan sistem informasi manajemen sekolah tidak hanya sebagai proses
otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan akurasi,
kecepatan, dan kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi, sehingga proses
organisasi akan berjalan dengan efisien, terukur dan fleksibel.
Sistem informasi manajemen Sekolah dapat dikatakan berjalan apabila semua
komponen sekolah dapat menggunakan dan memanfaatkan sistem itu sendiri.
Sebagai contoh ada suatu sistem informasi sekolah lengkap dan terpadu
yaitu Integrated School Information System (I-SIS) yang
memiliki fasilitas terpadu atau terintegrasi jadi satu mulai dari database
peserta didik, guru, Bimbingan dan Konseling, kartu pelajar barcode, absensi
siswa, guru pegawai, nilai (ulangan, UTS, UAS, try out dll)
Rapor otomatis, pembayaran, dan sebagainya.
Pada pelaksanaan implementasi sistem informasi manajemen
sekolah, suatu sistem dapat dikatakan berjalan baik dan normal
apabila semua komponen sekolah mulai guru, bimbingan konseling, tata usaha,
bendahara dan juga kepala sekolah bisa menggunakan dan memanfaatkan fasilitas
sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan tidak tergantung pada administrator
sekolah.
Proses penerapan pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan berbasis
computer, harus di ketahui bagaimana proses dan alur penanganan informasi di sekolah,
yaitu:
1. Proses perencanaan data, menetapkan tujuan,
jenis data dan waktupengumpulan data;
2. Proses pengorganisasian data, menentukan
tugas dan ruang lingkup data yang ditangani oleh sekolah;
3. Proses pengumpulan dan penyiapan data,
menentukan metode, menentukansumber data, dan menyusun pengumpulan data, serta
pelaksanaan pengumpulan data;
4. Proses pengolahan data, menentukan format
sajian, menyesuaikan permintaan informasi dan mengamankan informasi;
5. Proses penyajian laporan, menganalisis dan
menginterprestasikan hasil olahandata serta mengamankan hasilnya.
E.
Pentignya Sistem Informasi Manajemen dalam Manajemen Pendidikan
Islam
Sistem Informasi Manajemen dibutuhkan di setiap lini organisasi karena
sangat membantu proses-proses pengambilan keputusan dalam berorganisasi. Begitu
juga dengan dunia pendidikan yang tidak jauh juga merupakan satuan organisasi
yang terintegrasi. Mulai dari murid, sekolah, hingga dinas pendidikan. Sistem
Informasi Manajamen (SIM) sendiri memiliki fungsi dalam mengolah data-data yang
ada sehingga mempermudah pihak pengambil keputusan dalam
mengambil keputusan yang diperlukan.
Manfaat Sistem Informasi Manajemen dalam dunia pendidikan mencakup banyak
sektor yang diantaranya;[19] pertama,
hal koneksi dan setting. Koneksi dan setting ini merupakan koneksi database
sekolah, setting tahun ajaran, dan setting kurikulum. Pihak sekolah bisa
men-setting tahun ajaran dan kurikulumnya dengan lebih mudah melalui database
yang tersistematis. Sehingga bisa memudahkan pihak sekolah yang ingin
mengaksesnya.
Dua,
pengelolaan kesiswaan. Pengolalaan kesiswaan adalah pengolahan data-data yang
terkait dengan siswa, misalnya catatan perilaku seorang siswa dalam melanggar
kedisiplinan, data-data siswa berprestasi, data siswa yang mendapatkan
beasiswa, pemindahan (mutasi) siswa, hingga data-data alumni sekolah. Ketiga,
pengelolaan akademik. Diantara manfaat dalam pengolahan akademik adalah
penyediaan laporan nilai hasil ujian secara periodik, data nilai KTSP, data
nilai KBK, data absensi, data bimbingan dan penyuluhan, data kasus siswa,
rencana pengajaran, pengelolaan mata pelajaran, penjadwalan, dan prestasi
akademik.
Empat,
pengelolaan data guru dan karyawan. Data-data yang masuk kategori ini adalah
Manajemen biodata guru dan karyawan, data keluarga guru dan karyawan, riwayat
pendidikan guru, pendidikan tambahan yang dibutuhkan oleh siswa maupun karyawan
sekolah (kursus, training, seminar, workshop, dan sebagainya).Lima,
pengelolaan keuangan sekolah. Pengolaan keuangan merupakan hal yang sangat
urgen dalam suatu instansi. Persoalan dan penggunaan sumber dana juga merupakan
hal yang sangat sensitif karena terkait dengan transparansi dan akuntabilitas
sebuah instansi. Pengelolaan keuangan diantaranya manajemen pembayaran biaya pendidikan,
administrasi dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah)dan penggunaannya, biaya
tambahan, seperti: biaya praktikum, biaya ekstra, dan lain-lain.
Enam, pengelolan
dan penertiban administrasi perpustakaan. Pengelolaan buku (judul, kategori dan
deskripsi) sangat penting demi terjaganya data semua buku dan karya-karya yang
dimiliki oleh perpustakaan sekolah sehingga bisa dimonitor dengan lebih mudah.
Hal lain yang bisa dilihat dengan adanya SIM berkenaan dengan status
keanggotaan dan peminjam, stock inventory, Jurnal keluar masuk buku, laporan-laporan
terdiri dari : statistik peminjaman, statistik keluar masuk buku, rekap
peminjaman, dan rekap pengembalian.
Tujuh, Bank Soal.
Diantara yang paling mendukung prestasi dan kualitas siswa adalah kualitas soal
yang baik. Penggunaan SIM dalam dunia pendidikan akan sangat membantu dalam
pengadaan bank soal. Sehingga siswa tidak perlu lagi untuk membeli dan mencari
bank soal lainnya. Ketersediaan bank soal ini juga bisa menjaga dan
meningkatkan soal yang dikerjakan siswa dan akan membantu siswa dalam
mendongkrak prestasinya.
IV.
ANALISIS
Manusia hidup di dunia penuh dengan sistem, di sekeliling manusia yang
terlihat oleh mata merupakan kumpulan dari suatu sistem. Kita bisa
mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan/grup dari bagian/komponen apapun
baik fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara
harmonis untuk mencapai satu tujuan. Ini berarti jika tidak ada tujuan, tidak
ada sistem atau dapat juga dikatakan sistem diperlukan sebagai pedoman bagi
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen suatu organisasi atau lembaga pendidikan akan berkembang dengan
sangat baik serta dapat menghasilkan, mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dengan maksimal apabila proses manajerial organisasi tersebut dapat
menggunakan juga memanfaatkan informasi secara sistem dengan sebaik-baiknya.
Sumber informasi yang dibutuhkan oleh seorang manajer atau pimpinan yang
menduduki posisi paling atas cenderung lebih banyak berasal dari luar
organisasi/lembaga pendiidkan tersebut. Semakin rendah tingkat manajerial
seseorang maka lebih banyak dibutuhkan sumber informasi dari internal
organisasi atau lembaga pendidikan yang bersangkutan. Dengan demikian, pimpinan
lembaga pendidikan yang menduduki posisi top manajemen semakin banyak untuk
mencari sumber informasi dari eksternalorganisasi. Hal ini diperlukan untuk
pengembangan organisasi, komparasi dengan lembaga pendidikan yang ada, mencari
strategi baru untuk inovasi demi peningkatan kapabilitas organisasi. Dengan demikian,
lembaga pendiidkan yang dipimpinya memiliki daya saing yang tinggi untuk
mempertahankan eksistensinya di masa mendatang. Keberhasilan seorang manajer
memimpin suatu organisasi bergantung pada terampil atau tidaknya dia beserta
perangkat kerja yang terlibat di dalamnya dalam menggunakan fasilitas informasi
yang tersebar, baik di dalam organisasi tersebut ataupun di lingkungan sekitar
organisasi.
Dalam bidang pendidikan pun semakin perlu kehadiran sistem informasi
manajemen yang canggih. Hal ini guna
menjawab tantangan-tantangan pendidikan dalam meningkatkan kualitas serta
kuantitas pendidikan di Indonesia yang saat ini terbilang masih rendah bila
dibanding negara-negara berkembang lainnya.
V.
KESIMPULAN
Sistem informasi manajemen
didefinisikan sebagai sistem yang menyediakan informasi yang digunakan untuk
mendukung operasi, manajemen, serta pengambilan keputusan sebuah organisasi.
SIM juga dikenal dengan ungkapan lainnya seperti sistem informasi, sistem
pemrosesan informasi, sistem informasi dan pengambil keputusan.
Sistem
informasi manajemen pendidikan adalah suatu sistem yang dirancang untuk
menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan
manajemen (perencanaan, penggerakan, pengorganisasian, dan pengendalian) dalam
lembaga pendidikan. sistem informasi manajemen pendidikan akan memberikan
kontibusi yang sangat berharga dalam proses pengambilan keputusan bidang
pendidikan, seperti informasi kebutuhan tenaga kependidikan dan informasi jumlah lembaga pendidikan mulai
dari tingkat dasar, menengah,maupun pendidikan tinggi.
Gambaran sistem
informasi pendidikan yang dibutuhkan di Indonesia idealnya adalah bagaimana
para pengambil keputusan bidang pendidikan dapat dengan mudah mencari informasi
sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan bidang pendidikan.
Kinerja yang
efektif dari aktivitas sebuah lembaga pendidikan ditentukan oleh mutu dalam
pengambilan keputusan, karena pengambilan keputusan adalah sebagai integral
dari peranan pimpinan lembaga pendidikan. Beberapa pihak bahkan menyatakan
bahwa pengambilan keputusan adalah inti dari peranan pimpinan lembaga
pendidikan.
VI.
PENUTUP
Demikian uraian singkat yang dapat
kami sampaikan, mudah-mudahan pembahasan ini dapat memberikan banyak
pengetahuan bagi kita semua dan semoga bermanfaat. Kami pemakalah mengakui
bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, kami mohon kritik dan
saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah kami yang selanjutnya.
[1] Gordon B.
Davis, Kerangka Dasar SistemInformasi
Manajemen (bagian 1), (Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi, 1999), hlm. 2.
[2] Tim Dosen
Administrasi Pendidikan, Manajemen
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 165.
[3]Eti Rochaety.
Dkk, Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 12.
[4] Eti Rochaety.
Dkk, Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan,.....hlm. 13.
[5] Gordon B.
Davis, Kerangka Dasar SistemInformasi
Manajemen (bagian 1),.....hlm. 14.
[6] Deni Darmawan
dan Kunkun Nur Fauzi, Sistem Informasi
Manajemen, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 9.
[7] Eti Rochaety.
Dkk, Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan,.....hlm. 2.
[10]Deni Darmawan
dan Kunkun Nur Fauzi, Sistem Informasi
Manajemen,.....hlm. 137.
[11]Eti Rochaety.
Dkk, Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan,.....hlm. 152.
[12]Sondang P.
Siagian, Filsafat Administrasi,
(Jakarta: Toko Gunung Agung, 1997), hlm. 77.
[13] Eti Rochaety.
Dkk, Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan,.....hlm. 153-154.
[14] Eti Rochaety.
Dkk, Sistem Informasi Manajemen
Pendidikan,.....hlm. 157.
[15] Eti Rochaety.
Dkk, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan,.....hlm. 165.
[16] Eti Rochaety.
Dkk, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan,.....hlm. 167.
[17]http://www.sastramasalahkita.blogspot.com/2012/03/sudah-saatnya-pemanfaatan-sistem.html. Diakses pada
tanggal 21 Desember 2014 pukul 14.20 WIB.
[18] Dwi Nugroho
Hidayanto, Pemikiran
Pendidikan dari Filsafat ke Ruang Kelas (Samarinda:
Spirit Grafindo, 2011), hlm. 91.
[19]http://rizalrazib.blogspot.com/2011/11/pengaruh-sistem-informasi-manajemen.html. Diakses pada
tanggal 21 Desember 2014 pukul 12.50 WIB.
DAFTAR
PUSTAKA
Davis, Gordon B. 1999. Kerangka Dasar SistemInformasi Manajemen
(bagian 1). Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.
Deni Darmawan dan Kunkun Nur Fauzi.
2013. Sistem Informasi Manajemen.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Fatah, Nanang. 2008. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pidarta, Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Rochaety,
Eti, Dkk. 2006. Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Siagian,
Sondang P. 1997. Filsafat Administrasi,
Jakarta: Toko Gunung Agung.
Tim
Dosen Administrasi Pendidikan. 2009. Manajemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
0 comments:
Post a Comment